The Walk

Tentu saja setelah apa yang terjadi pada 11 September 2001 dunia lebih mengenal gedung kembar WTC sebagai simbol sebuah kehancuran. Tragedi terorisme terburuk dalam sejarah Amerika ketika dua pesawat penumpang komersial dibajak dan dihantamkan ke dua gedung pencakar langit legendaris itu. Tetapi jauh sebelum peristiwa berdarah itu, WTC telah terlebih dahulu saksi dari sebuah kisah luar biasa manusia sinting dari Perancis bernama Philippe Petit. Jika kamu pernah menonton dokumenter milik James Marsh berjudul Man on Wire 2008 lalu yang juga berhasil menggondol Oscar sebagai dokumenter terbaik, praktis kamu sudah mengetahui segala cerita tentang The Walk, Philippe Petit dan apa yang dilakukannya di atap menara WTC 6 Agustus 1974 silam.

Ya, Petit dibantu teman-temannya, melakukan hal gila bersejarah yang belum pernah dilakukan orang lain sebelumnya. Tanpa tali dan jaring pengaman, Ia berjalan sejauh 43 meter bolak-balik di atas seutas kawat baja di antara dua puncak gedung kembar setinggi 100 lantai lebih dan mengejutkan dunia. Tetapi tentu saja menonton sebuah dokumenter sekelas Man on Wire yang harus diakui memang bagus itu jelas adalah pengalaman berbeda ketika menonton versi live action-nya yang lebih bebas.

Memang unsur real-nya akan berkurang drastis namun di saat bersamaan kekuatan dramatisnya akan memberi sensasi berbeda terlebih jika digarap oleh sutradara besar sekelas Robert Zemeckis yang terkenal dengan karya-karyanya macam trilogi Back to The Future, Forrest Gump, Contact, Cast Away sampai sempat terseok-seok dalam kubangan animasi-animasi motion capture yang perlahan menenggelamkan namanya sebelum akhirnya bangkit kembali dalam Flight 2012 lalu.

Versi reka ulang dramatisasi perjalanan hidup daredevil asal Perancis versi Zemeckis dimulai dengan pengenalan kepada karakter Philippe Petit dalam versi Joseph Gordon-Levitt yang jelas lebih tampan. Satu hal yang mengejutkan di awal film adalah fasihnya Gordon-Levitt berbahasa Perancis lengkap dengan segala aksennya, sampai-sampai saya mengira ia menggunakan dubbing. Narasinya sedikit terseok-seok di 20 menit awal dengan segala ke-akward-an presentasinya dan time line yang bergerak seperti terlalu cepat sampai-sampai kita tidak mengetahui perbedaan waktu dan peristiwa yang terjadi dalam hidup Petit sebelum momen WTC.

Namun ketika Zemeckis mulai menemukan ritmenya, The Walk perlahan namun pasti menjadi lebih percaya diri dan menyenangkan untuk diikuti sampai akhir. The Walk punya tone ceria dan humor-humor ala Zemeckis di balik tujuan bernada depresif dalam mencapai sebuah cita-cita tinggi yang tidak biasa. Elemen heist ala Ocean Eleven-nya Soderbergh seperti mengilhami Zemeckis ketika menghadirkan sebuah proses.

Ya, proses menjadi penting di sini toh, mungkin sebagian besar penontonnya sudah tahu apa yang terjadi di akhir, tetapi bagaimana perjalanan dari titika A menuju titik B kemudian juga menjadi Ada perekrutan anggota, perencanaan matang dan tentu saja eksekusi yang semuanya berhasil disajikan dengan cara yang menarik dan menghibur, tetapi momen puncak The Walk ada pada 15-20 menit menjelang akhir, momen ketika Petit berada di atas kawat baja, berada di pucak dunia katanya, ya, itu adalah momen luar biasa, mungkin salah satu yang terbaik tahun ini. Zemeckis punya track record bagus ketika bermain-main dengan visual dan spesial efek, meski kali ini dalam The Walk, kualitas dan kuantitasnya tidak sebaik dan sebanyak film-film Zemeckis sebelumnya, tetapi bagaimana ia memaksimalkannya dalam satu adegan penting itu yang kemudian membuatnya terasa istimewa.

Pemandangan yang ditangkap dari atas WTC begitu cantik, begitu menggetarkan dan begitu emosional. Ada sensasi dan kepuasan tersendiri ketika melihat keberhasilan yang dicapai Philippe dan kawan-kawan mencapai sesuatu yang katanya mustahil untuk dilakukan, sebuah pesan besar tentang bagaimana kamu berjuang mencapai cita-citamu. Sementara di saat bersamaan juga ada ketegangan luar biasa menyaksikan Philippe berdiri dan berjalan terlebih kamera Zemeckis juga menyorot bagaimana pemandangan Manhattan dari atas langsung dari sudut pandang Philippe yang sedikit banyak akan membuat para penderita fobia ketinggian mual-mual.